Social Icons

Rabu, 08 November 2017

KEARIFAN LOKAL/ LOCAL WISDOM/ LOCAL GENIUS Bagian pertama



MATERI KULIAH

SISTEM ALAM SOSIAL DAN EKONOMI
KEARIFAN LOKAL/ LOCAL WISDOM/ LOCAL GENIUS

BAGIAN PERTAMA Kearifan lokal adalah warisan masa lalu yang berasal dari leluhur, yang tidak hanya terdapat dalam sastra tradisional (sastra lisan atau sastra tulis) sebagai refleksi masyarakat penuturnya, tetapi terdapat dalam berbagai bidang kehidupan nyata, seperti filosofi dan pandangan hidup, kesehatan, dan arsitektur. Dalam dialektika hidup-mati (sesuatu yang hidup akan mati), tanpa pelestarian dan revitalisasi, kearifan lokal pun suatu saat akan mati. Bisa jadi, nasib kearifan lokal mirip pusaka warisan leluhur, yang setelah sekian generasi akan lapuk dimakan rayap. (Wikipedia, Diakses online Tanggal 8 November 2017, Pukul 22.45 WIB) Sekarang pun tanda pelapukan kearifan lokal makin kuat terbaca. Kearifan lokal acap kali terkalahkan oleh sikap masyarakat yang makin pragmatis, yang akhirnya lebih berpihak pada tekanan dan kebutuhan ekonomidalam kamus terdiri dari dua kata:kearifan (wisdom) dan lokal (local). Dalam Kamus Inggris Indonesia John M. Echols dan Hassan Syadily, local berarti setempat, sedangkan wisdom (kearifan) sama dengan kebijaksanaan. Secara umum maka local wisdom (kearifan setempat) dapat dipahami sebagai gagasan-gagasan setempat (local) yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, yang tertanam dan diikuti oleh anggota masyarakatnya.
Dalam antropologi dikenal istilah local genius.Gobyah (2003), mengatakan bahwa kearifan lokal (local genius dengan pengertian kebenaran yang telah mentradisi atau ajeg dalam suatu daerah. Kearifan local merupakan perpaduan antara nilai-nilai suci firman Tuhan dan berbagai nilai yang ada.Kearifan lokal terbentuk sebagai keunggulan budaya masyarakat setempat maupunkondisi geografis dalam arti luas. Kearifan lokal merupakan produk budaya masa lalu yang patut secara terus-menerus 

BAGIAN KEDUA Contoh-contoh  kearifan lokal yang bertumpu pada keselarasan alam
  • Di Jawa, pendopo dalam arsitektur Jawa. Pendopo dengan konsep ruang terbuka menjamin ventilasi dan sirkulasi udara yang lancar tanpa perlu penyejuk udara. bagaimana kearifan lokal warisan masa lampau telah memberikan kepada kita konsep arsitektur yang lega, nyaman, dan hemat energi.
  • Di Bali, subak merupakan  suatu fenomena yang unik dan khas dari masyarakat adat Bali, masyarakat yang tumbuh dari suatu organisasi yang diberdayakan dalam usaha pengaturan air guna peningkatan hasil produksi, lambat laun akhirnya tumbuh menjadi salah satu jati diri dari masyarakat Bali.  Ditambah dengan banyaknya nilai-nilai positif yang berawal dan berkembang dari subak ini, seperti  kekeluargaan, gotong royong, hingga musyawarah mufakat sebagai simbol dari demokrasi yang ada. Masyarakat subak ini sangat  kental dengan nilai-nilai sosio agraris religius, artinya bahwa masyarakatnya yang tumbuh dari suatu organisasi ini tumbuh dan berkembang bukan semata-mata karena adanya satu kepentingan yang sama, yaitu pembagian air, tapi keterikatan anggota-anggotanya lebih diikat atau disatukan oleh nilai-nilai sosio agraris religius yang menjamah segala aspek yang ada dalam kehidupan mereka. Tradisi awig-awig.
  •   Papua, terdapat kepercayaan te aro neweak lako (alam adalah aku). Gunung Erstberg dan Grasberg dipercaya sebagai kepala mama, tanah dianggap sebagai bagian dari hidup manusia. Dengan demikian maka pemanfaatan sumber daya alam secara hati-hati.
  •  Serawai, Bengkulu, terdapat keyakinan celako kumali. Kelestarian lingkungan terwujud dari kuatnya keyakinan ini yaitu tata nilai tabu dalam berladang dan tradisi tanam tanjak.
  • Dayak Kenyah, Kalimantan Timur, terdapat tradisi tana‘ ulen. Kawasan hutan dikuasai dan menjadi milik masyarakat adat. Pengelolaan tanah diatur dan dilindungi oleh aturan adat.
  •  Masyarakat Undau Mau, Kalimantan Barat. Masyarakat ini mengembangkan kearifan lingkungan dalam pola penataan ruang pemukiman, dengan mengklasifikasi hutan dan memanfaatkannya. Perladangan dilakukan dengan rotasi dengan menetapkan masa bera, dan mereka mengenal tabu sehingga penggunaan teknologi dibatasi pada teknologi pertanian sederhana dan ramah lingkungan.
  •  Masyarakat Kasepuhan Pancer Pangawinan, Kampung Dukuh Jawa Barat. Mereka mengenal upacara tradisional, mitos, tabu, sehingga pemanfaatan hutan hati-hati. Tidak diperbolehkan eksploitasi kecuali atas ijin sesepuh adat. 
Daftar Pustaka
Kamus Inggris Indonesia John M. Echols dan Hassan Syadily
Muhtadi, Dedi. 2011. “Ketika Kearifan Lokal Tergerus Zaman” dalam Kompas,
     23 April 2011, Jakarta.
Wikipedia, Diakses online Tanggal 8 November 2017, Pukul 22.45 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Number visiter