Social Icons

Sabtu, 04 November 2017

DEVELOP CULTURE WRITING








Kembangkan Budaya Menulis

Budaya menulis pada saat ini sedang di galakkan dikalangan akademis. Bagi sivitas akademi yang menjalani kehidupan dengan mengjar, pasti tidak akan luput dari menulis. Menulis merupakan hal yang mutlak harus dikuasai oleh kalangan dunia pendidikan. Bagi yang berkecimpung dalam pendidikan dengan minimnya menulis, maka akan memperngaruhi karir, golongan dan penghargaan bagi dirinya sendiri dan bagi institusi yang menaunginya. Itulah sebabnya bagi bapak atau ibu, yang memasuki dunia pendidikan maka akan selalu akan bertemu dengan tulisan ilmiah.

Budaya menulis merupakan hal yang sangat positif bagi siapapun, sebaiknya kita menularkan semangat untuk menulis dalam berbagai kesempatan. Baik kesempatan formal (dalam seminar, konferensi, workshop, dll) maupun non-formal (contoh apabila berkumpul dengan keluarga besar, dapat dengan membuat rincian perjalanan keluaraga besar). Selain untuk mengaktualisasikan diri, menulis juga dapat mencitrakan diri kita sendiri, bahwa kita ini mampu menguraikan kata-kata menjadi rangkaian kalimat yang enak di baca dan dimengerti, atau ada hal lain,perkataan yang sering dilontarkan orang lain, seperti otak kita ini berilmu atau kosong.

Di bawah ini penulis sampaikan beberapa hal,  mulai dari pengertian kegiatan menulis, tujuan dari menulis itu apa saja, dan bagaimana tahap-tahap menulis, dengan beberapa referensi pendukungnya dari beberapa penulis lainnya. Dengan tujuan mempermudah bagi penulis pemula.

Adapun di bawah ini adalah kutipan dari beberapa penulis buku antara lain:
Sumarno (2009:5) mengungkapkan pendapatnya mengenai menulis yaitu: meletakkan simbol grafis yang mewakili bahasa yang dimengerti orang lain.Berdasarkan pendapat tersebut di atas, dapat disimpulkan menulis merupakan kegiatan berupa penuangan ide/gagasan dengan kemampuan yang kompleks melalui aktivitas yang aktif produktif dalam bentuk simbol huruf dan angka secara sistematis sehingga dapat dipahami oleh orang lain.
Dengan tujuan dari menulis antara lain:
  1. Seorang penulis dapat menyebarkan informasi melalui tulisannya
  2. Melalui tulisan seorang penulis dapat mempengaruhi keyakinan pembacanya.
  3. bertujuan sebagai sarana pendidikan karena seorang guru dan siswa tidak akan pernah jauh dari kegiatan menulis seperti: mencatat di buku, merangkum, menulis soal, mengerjakan soal.
  4. Berfungsi untuk menjelaskan bentuk, ciri-ciri, warna, bahan, dan berbagai hal yang perlu disebutkan dari objek tersebut.
Tahap-tahap Menulis
Menulis adalah suatu proses kreatif yang dilakukan melalui tahapan yang harus dikerjakan dengan mengerahkan keterampilan, seni, dan kiat sehingga semuanya berjalan dengan efektif. Kegiatan menulis diibaratkan sebagai seorang arsitektur yang akan membangun sebuah gedung.

Sebuah sistem kerja yang kreatif memerlukan langkahlangkah yang tersusun secara sistematis. Kegiatan menulis juga memerlukan tahapan-tahapan tertentu di dalam prosesnya. Tahaptahapan menulis menurut M. Atar Semi (2007: 46) terbagi menjadi tiga, yaitu a) tahap pratulis, b) tahap penulisan, dan c) tahap penyuntingan.

Menurut Elina Syarif, Zulkarnaini, dan Sumarno (2009: 11) tahap-tahap menulis terdiri dari enam langkah, yaitu: a) draf kasar, b) berbagi, c) perbaikan, d) menyunting, e) penulisan kembali, f) evaluasi.

Dari pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan mengenai tahap-tahap dalam menulis yaitu:
1. Tahap Pratulis 
Tahap pratulis merupakan tahap paling awal dalam kegiatan menulis. Tahap ini terletak pada sebelum melakukan penulisan. Di dalam tahap pratulis terdapat berbagai kegiatan yang dilakukan oleh penulis. Mulai dari menentukan topik yang akan ditulis. Penulis mempertimbangkan pemilihan topik dari segi menarik atau tidaknya terhadap pembaca.
2. Tahap Pembuatan 
Draf Draf yang dimaksud adalah tulisan yang disusun secara kasar. Pada kegiatan ini penulis lebih mengutamakan isi tulisan dari pada tata tulisnya sehingga semua pikiran, gagasan, dan perasaan dapat dituangkan ke dalam tulisan.
3. Tahap Revisi 
Merevisi berarti memperbaiki, dapat berupa menambah yang kurang atau mengurangi yang lebih, menambah informasi yang mendukung, mempertajam perumusan penulisan, mengubah urutan penulisan pokok-pokok pikiran, menghilangkan informasi yang kurang relevan, dan lain sebagainya. penulis berusaha untuk menyempurnakan draf yang telah selesai agar tulisan tetap fokus pada tujuan.
4. Tahap Penyuntingan 
Pada tahap penyuntingan penulis mengulang kembali kegiatan membaca draf. Tulisan pada draf kasar masih memerlukan beberapa perubahan. Kegiatan selama tahap penyuntingan adalah meneliti kembali kesalahan dan kelemahan pada draf kasar dengan melihat kembali ketepatannya dengan gagasan utama, tujuan penulisan, calon pembaca, dan kriteria penerbitan.
5. Tahap Publikasi 
Tahap publikasi merupakan tahap paling akhir dalam proses menulis. Dalam tahap ini yang dilakukan adalah memublikasikan tulisannya melalui berbagai kemungkinan misalnya mengirimkan kepada penerbit, redaksi majalah, dan sebagainya. Dapat pula dengan berbagi tulisan dengan berbagai pembaca.

Setelah kita mengerti tentang  pengertian kegiatan menulis, tujuan dari menulis itu apa saja, dan bagaimana tahap-tahap menulis. Maka siapkan kertas dan pulpen sekarang juga, bagi anda yang terbiasa memakai laptop segera buka dan nyalakan laptopnya sekarang juga jangan menunda waktu, untuk segera menuangkan semua hal apa saja, yang ada di pikiran kita, baik yang kita lihat, kita dengar dan kita rasakan.

Serap semuanya dan tuangkan dalam bentuk tulisan, jangan  ragu-ragu atau berpikir  apa yang anda tuangkan dan tulis itu adalah salah. Teruskan saja menulisnya, hingga membentuk suatu kalimat. Setelah semua ditulis dan dalam bentuk kalimat-kalimat sebanyak satu lembar kertas ukuran A4. Segera tutup laptop anda, atau simpan kertas yang penuh tulisan, bukalah dua hari lagi, dan anda resapi apa yang sudah anda buat atau yang ditulis. Tanyakan diri anda, kenapa bisa merangkaikan kalimat demikian panjang, barulah kalau merasa sudah pas dan benar cerita yang ada di pikiran dapat dituangkan dalam bentuk tulisan. Koreksi oleh anda sendiri dengan berpedoman pada Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan. Apabila belum pas atau masih kaku bahasanya belum lentur, koreksi lagi berulang-ulang, jangan putus asa, yang penting semangat pantang menyerah.

Dan akhirnya akan jadi satu tulisan yang pastinya sangat menarik, buatan anda sendiri. Dengan demikian budaya menulis akan tercapai.vdan di Indonesia akan tambah satu lagi penulis.

Daftar Pustaka
  • Burhan Nurgiantoro. 1988. Penilaian Dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta : BPFE
  • Djago Tarigan, H.G. Tarigan. 1986. Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Bandung: Penerbit Angkasa
  • Elina Syarif, Zulkarnaini, Sumarno. 2009. Pembelajaran Menulis. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
*****

***

2 komentar:

Number visiter