Kembangkan
Budaya Menulis
Budaya menulis pada saat ini sedang di
galakkan dikalangan akademis. Bagi sivitas akademi yang menjalani kehidupan
dengan mengjar, pasti tidak akan luput dari menulis. Menulis merupakan hal yang
mutlak harus dikuasai oleh kalangan dunia pendidikan. Bagi yang berkecimpung
dalam pendidikan dengan minimnya menulis, maka akan memperngaruhi karir,
golongan dan penghargaan bagi dirinya sendiri dan bagi institusi yang
menaunginya. Itulah sebabnya bagi bapak atau ibu, yang memasuki dunia
pendidikan maka akan selalu akan bertemu dengan tulisan ilmiah.
Budaya menulis merupakan hal yang sangat
positif bagi siapapun, sebaiknya kita menularkan semangat untuk menulis dalam
berbagai kesempatan. Baik kesempatan formal (dalam seminar, konferensi, workshop,
dll) maupun non-formal (contoh apabila berkumpul dengan keluarga besar, dapat
dengan membuat rincian perjalanan keluaraga besar). Selain untuk
mengaktualisasikan diri, menulis juga dapat mencitrakan diri kita sendiri, bahwa
kita ini mampu menguraikan kata-kata menjadi rangkaian kalimat yang enak di
baca dan dimengerti, atau ada hal lain,perkataan yang sering dilontarkan orang
lain, seperti otak kita ini berilmu atau kosong.
Di bawah ini penulis sampaikan beberapa hal, mulai dari pengertian kegiatan menulis, tujuan
dari menulis itu apa saja, dan bagaimana tahap-tahap menulis, dengan beberapa
referensi pendukungnya dari beberapa penulis lainnya. Dengan tujuan mempermudah
bagi penulis pemula.
Adapun di bawah ini adalah kutipan dari
beberapa penulis buku antara lain:
Sumarno (2009:5) mengungkapkan pendapatnya mengenai menulis yaitu:
meletakkan simbol grafis yang mewakili bahasa yang dimengerti orang lain.Berdasarkan
pendapat tersebut di atas, dapat disimpulkan menulis merupakan kegiatan berupa penuangan ide/gagasan dengan
kemampuan yang kompleks melalui aktivitas yang aktif produktif dalam bentuk
simbol huruf dan angka secara sistematis sehingga dapat dipahami oleh orang
lain.
Dengan tujuan dari menulis
antara lain:
- Seorang penulis dapat menyebarkan informasi
melalui tulisannya
- Melalui tulisan seorang penulis dapat
mempengaruhi keyakinan pembacanya.
- bertujuan sebagai sarana pendidikan karena
seorang guru dan siswa tidak akan pernah jauh dari kegiatan menulis
seperti: mencatat di buku, merangkum, menulis soal, mengerjakan soal.
- Berfungsi untuk menjelaskan bentuk, ciri-ciri, warna,
bahan, dan berbagai hal yang perlu disebutkan dari objek tersebut.
Tahap-tahap Menulis
Menulis adalah suatu proses kreatif yang dilakukan
melalui tahapan yang harus dikerjakan dengan mengerahkan keterampilan, seni,
dan kiat sehingga semuanya berjalan dengan efektif. Kegiatan menulis
diibaratkan sebagai seorang arsitektur yang akan membangun sebuah gedung.
Sebuah sistem kerja yang kreatif memerlukan langkahlangkah yang tersusun secara sistematis. Kegiatan menulis juga memerlukan tahapan-tahapan tertentu di dalam prosesnya. Tahaptahapan menulis menurut M. Atar Semi (2007: 46) terbagi menjadi tiga, yaitu a) tahap pratulis, b) tahap penulisan, dan c) tahap penyuntingan.
Menurut Elina Syarif, Zulkarnaini, dan Sumarno (2009: 11) tahap-tahap menulis terdiri dari enam langkah, yaitu: a) draf kasar, b) berbagi, c) perbaikan, d) menyunting, e) penulisan kembali, f) evaluasi.
Dari pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan mengenai tahap-tahap dalam menulis yaitu:
Sebuah sistem kerja yang kreatif memerlukan langkahlangkah yang tersusun secara sistematis. Kegiatan menulis juga memerlukan tahapan-tahapan tertentu di dalam prosesnya. Tahaptahapan menulis menurut M. Atar Semi (2007: 46) terbagi menjadi tiga, yaitu a) tahap pratulis, b) tahap penulisan, dan c) tahap penyuntingan.
Menurut Elina Syarif, Zulkarnaini, dan Sumarno (2009: 11) tahap-tahap menulis terdiri dari enam langkah, yaitu: a) draf kasar, b) berbagi, c) perbaikan, d) menyunting, e) penulisan kembali, f) evaluasi.
Dari pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan mengenai tahap-tahap dalam menulis yaitu:
1. Tahap Pratulis
Tahap pratulis merupakan tahap paling awal dalam
kegiatan menulis. Tahap ini terletak pada sebelum melakukan penulisan. Di dalam
tahap pratulis terdapat berbagai kegiatan yang dilakukan oleh penulis. Mulai
dari menentukan topik yang akan ditulis. Penulis mempertimbangkan pemilihan
topik dari segi menarik atau tidaknya terhadap pembaca.
2. Tahap Pembuatan
Draf Draf yang dimaksud adalah tulisan yang disusun
secara kasar. Pada kegiatan ini penulis lebih mengutamakan isi tulisan dari
pada tata tulisnya sehingga semua pikiran, gagasan, dan perasaan dapat
dituangkan ke dalam tulisan.
3. Tahap Revisi
Merevisi berarti memperbaiki, dapat berupa menambah
yang kurang atau mengurangi yang lebih, menambah informasi yang mendukung,
mempertajam perumusan penulisan, mengubah urutan penulisan pokok-pokok pikiran,
menghilangkan informasi yang kurang relevan, dan lain sebagainya. penulis
berusaha untuk menyempurnakan draf yang telah selesai agar tulisan tetap fokus
pada tujuan.
4. Tahap Penyuntingan
Pada tahap penyuntingan penulis mengulang kembali
kegiatan membaca draf. Tulisan pada draf kasar masih memerlukan beberapa
perubahan. Kegiatan selama tahap penyuntingan adalah meneliti kembali kesalahan
dan kelemahan pada draf kasar dengan melihat kembali ketepatannya dengan
gagasan utama, tujuan penulisan, calon pembaca, dan kriteria penerbitan.
5. Tahap Publikasi
Tahap publikasi merupakan tahap paling akhir dalam
proses menulis. Dalam tahap ini yang dilakukan adalah memublikasikan tulisannya
melalui berbagai kemungkinan misalnya mengirimkan kepada penerbit, redaksi
majalah, dan sebagainya. Dapat pula dengan berbagi tulisan dengan berbagai
pembaca.
Setelah
kita mengerti tentang pengertian kegiatan menulis, tujuan
dari menulis itu apa saja, dan bagaimana tahap-tahap menulis. Maka siapkan
kertas dan pulpen sekarang juga, bagi anda yang terbiasa memakai laptop segera
buka dan nyalakan laptopnya sekarang juga jangan menunda waktu, untuk segera
menuangkan semua hal apa saja, yang ada di pikiran kita, baik yang kita lihat,
kita dengar dan kita rasakan.
Serap
semuanya dan tuangkan dalam bentuk tulisan, jangan ragu-ragu atau berpikir apa yang anda tuangkan dan tulis itu adalah
salah. Teruskan saja menulisnya, hingga membentuk suatu kalimat. Setelah semua
ditulis dan dalam bentuk kalimat-kalimat sebanyak satu lembar kertas ukuran A4.
Segera tutup laptop anda, atau simpan kertas yang penuh tulisan, bukalah dua
hari lagi, dan anda resapi apa yang sudah anda buat atau yang ditulis. Tanyakan
diri anda, kenapa bisa merangkaikan kalimat demikian panjang, barulah kalau
merasa sudah pas dan benar cerita yang ada di pikiran dapat dituangkan dalam
bentuk tulisan. Koreksi oleh anda sendiri dengan berpedoman pada Ejaan Bahasa
Indonesia Yang Disempurnakan. Apabila belum pas atau masih kaku bahasanya belum
lentur, koreksi lagi berulang-ulang, jangan putus asa, yang penting semangat
pantang menyerah.
Dan akhirnya
akan jadi satu tulisan yang pastinya sangat menarik, buatan anda sendiri. Dengan
demikian budaya menulis akan tercapai.vdan di Indonesia akan tambah satu lagi
penulis.
Daftar Pustaka
- Burhan Nurgiantoro. 1988.
Penilaian Dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta : BPFE
- Djago Tarigan, H.G. Tarigan.
1986. Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Bandung: Penerbit Angkasa
- Elina Syarif, Zulkarnaini,
Sumarno. 2009. Pembelajaran Menulis. Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional
*****
***
Yuk budayakan menulis!
BalasHapusayukk...semangat semuanya yahh dalam menulis apa saja >,<
BalasHapus